' '

Rabu, 27 Mei 2015

Tentang Tulungagung


Candi Gayatri

Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup adalah candi pemujaan budha, letak di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Candi berbentuk bujursangkar dan terdiri dari bangunan kaki, tubuh dan atap. Candi ini peninggalan Kerajaan Majapahit, dibangun sekitar tahun 1350, dulunya merupakan candi tempat penyimpanan abu kerabat raja Majapahit


Bagian kaki candi sangat luas, tinggi dua meter, terdapat dinding relief harimau. Di bagian tangga ada reruntuhan batu bekasgapura. Pengunjung tahun 2005 total 2.548 orang.Dulu ada enam buah patung budha namun karena ditakutkan ada penjarahan maka patung disimpan dirumah juru kunci sebelah selatan candi.
Berkas:RA 3550032.JPGdisekitar candi kita dapat menemui banyak peninggalan sejarah yang berserakan di sekitarnya ada sebuah tugu pemujaan sebelah utara candi juga sebuah umpak di utara tugu dan jika anda menggali tanah disekitar candi maka akan banyak ditemukan gerabah kuno peninggalan masa lalu.

Candi Gayatri

Candi Gayatri adalah reruntuhan candi Hindu yang berada di dusun Boyolangu, kalurahan Boyolangu, kecamatan Boyolangu,kabupaten TulungagungJawa Timur. Lokasi di Boyolangu. Pada bagian tangga batu candi ini terdapat tulisan angka 1289Ç (1367 M) dan 1291 Çaka (1369 M), yang kemungkinan dipakai untuk menandai tahun pembuatan dari Candi Gayatri, yaitu pada zaman kerajaan Majapahit.
Di dalam kawasan candi ini terdapat satu candi induk dan dua candi perwara di sebelah selatan dan utaranya. Candi induk berukuran 11,40 m x 11,40 m, mempunyai arca Gayatri (arca wanita dari ratu Sri Rajapatni, nenek dari raja Hayam Wuruk)) dengan panjang 1,1 m, lebar 1 m dan tinggi 1,2 m. Pada candi perwara di sebelah selatan terdapat arca Nandi, arca Dwarapala dan arca Mahisasura Nandini. Pada candi perwara di sebelah utara terdapat dua patung yoni yang disangga oleh kepala naga, arca Ganesa dan sebuah patung Jaladwara.

Terowongan Niyama

Terowongan Niyama merupakan terowongan yang melegenda di Tulungagung. Terwongan ini memiliki sejarah yang panjang dengan banyak pengorbanan tenaga dan perasaan. Terwongan Niyama pertama kali di gagas oleh Jepang yang pada saat itu menjajah Indonesia (1942-1945). Kerja paksa (romusha) pun dilakukan untuk mewujudkan keinginan pemerintahan jepang di Indonesia. Pada rencana pembuatan terowongan ini adalah untuk mengalirkan kelebihan DAS Sungai Brantas yang mengalir di Tulungagung ke Samudera Hindia. Namun pelaksanaan pembangunan ini terhenti karena Jepang kalah dalam perang dunia II pada tahun 1945.

Banjir Besar di Tulungagung tahun 50 an


Tahun 1955 daerah Tulungagung terkena banjir besar yang menelan banyak korban dan kejadian itu menimbulkan gagasan pembangunan kembali terowongan Niyama yang kemudian pada tahun 1955-1961 pembangunan terowongan Neyama tersebut diteruskan oleh Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur. Begitulah sejarah Terowongan Niyama dari tangan Jepang ke Tangan Indonesia. Perbaikan Terowongan Niyama agar dapat difungsikan sebagaimana rencana awal membutuhkan waktu 6 tahun lamanya.


Terowongan Niyama di Tulungagung, Jawa Timur


Terowongan Niyama, Tulungagung Jawa Timur

Jika anda masih belum tahu dimana lokasi Terowongan Niyama, klik DISINI . Terowongan ini merupakan jujukan seluruh sungai di Tulungagung untuk menghindari kelambatan aliran sungai dari Brantas menuju ke Utara. Jika hal itu tetap terjadi (aliran sungai brantas) tetap menuju ke utara, maka kita sering mendapati Tulungagung akan sering tergenang banjir. Untuk membuat bypass aliran air ke Samudera Hindia, maka terowongan Niyama menjadi rencana unggulan yang dicetuskan oleh pemerintah pada saat itu. Kini terowongan itu masih ada, dan merupakan salah satu obyek wisata yang menarik dengan kisah yang menyelimutinya.

Terowongan Niayama: Sungai Terusan dari Terowongan Niyama


Terowongan Niyama: Kenampakan Sungai terusan dari Terowongan Niyama


Terowongan Niyama: Tampak Belakang Terowongan Niyama

Bendungan Wonorejo



Bendungan Wonorejo adalah bendungan yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan PagerwojoKabupaten TulungagungProvinsi Jawa Timur. Letak dari pusat kota diperkirakan sejauh 12 kilometer. Dengan kapasitas sekitar 122 juta meter kubik, Bendungan Wonorejo menjadi salah satu bendungan terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Bendungan Wonorejo diresmikan pada tahun 2001 oleh Wakil Presiden Indonesia pada tahun tersebut, yaitu Megawati Sukarnoputri, setelah dibangun selama hampir 9 tahun sejak 1992. Bendungan Wonorejo memiliki fungsi penting sebagai salah satu pusat tenaga listrik dan sumber air minum di Provinsi Jawa Timur. Bendungan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk pencegah banjir di Tulungagung yang dulu sering melanda kota tersebut, bersama Bendungan Niyama di Kecamatan Besuki. Kini, Bendungan Wonorejo juga berfungsi sebagai salah satu objek wisata andalan Kabupaten Tulungagung selain Pantai Popoh. Beberapa sarana akomodasi telah dibangun di sekitar Bendungan Wonorejo, salah satu yang besar adalah Swa-Loh Resort.